Saturday, 9 December 2017

Maulid Nabi Muhammad SAW Tradisi Gorontalo Dzikir/Modikili dari ba'da Isya sampai Dzuhur

Salah satu daerah yang masih sangat menjaga nilai-nilai kebudayaan dan adat istiadat di negara ini adalah Gorontalo, yang banyak mempadupadankan antara budaya dan agama. Banyak hal yang bisa kita saksikan dalam pembauran antara Islam dan budaya di Gorontalo ini misalnya pelaksanaan adat pernikahan, pemakaman, penyelenggaraan adat tamu kehormatan, penyelenggaraan adat kepala daerah atau pejabat yang baru, tradisi tujuh bulanan, aqikah, Isra mi’raj, maulid nabi dan masih banyak lagi, yang semua dilaksanakan dengan adat yang sudah membudaya di masyarakat kita.

Pelaksanaan tradisi maulid nabi yang dilaksanakan secara adat dan budaya Gorontalo menjadi daya tarik tersendiri dalam perkembangannya. Proses pelaksanaannya ini merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sangat luhur dan mempunyai nilai tinggi, antara suku dan daerah-daerah lainnya yang melaksanakan menurut adat masing-masing daerah dengan ciri khas tersendiri yang telah diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang yang juga dijadikan sebagai landasan hidup. Pelaksanaan maulid nabi secara tradisional seperti yang dilaksanakan di Gorontalo pada dasarnya memang tidak ada anjurannya dalam Islam tetapi untuk memperingati maulid nabi itu secara umum memang sudah dilaksanakan sejak dulu.

Dalam pelaksanaannya maulid nabi Muhammad s.a.w., Sebagai bentuk instrospeksi melalui berdzikir atau modikili. Dikili juga bertujuan untuk mengingat hari kelahiran nabi Muhammad s.a.w., mengingat jasa-jasa beliau yang telah menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia  termasuk kepada kita, dan juga mengingat pada sifat-sifatnya yang luhur budi, penyabar, rendah hati dan lain-lain. Sikapnya yang tegas menyebarkan dakwah Islam patut kita teladani. Dalam memperingati maulid nabi ini harapannya bukan hanya sekedar mengingat saja kemudian kembali dilupakan setelah ritualnya selesai, namun harus mampu di terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan ditanamkan dalam diri setiap manusia. “Lantunan-lantunan dikili membuat ketenangan, dan itu semuanya adalah sifat dan perilaku dari nabi Muhammad SAW, yang harus kita dijadikan panutan,”

Perayaan maulid nabi di masjid-masjid yang ada di Gorontalo tidak lepas dari berbagai macam persiapan yang dilakukan oleh masyarakat yang melaksanakannya, diantara persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:   
*Rapat penetuan hari pelaksanaan, sebenarnya sudah ditentukan hari dan tanggal untuk pelaksanaannya di kalender masehi yaitu pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal karena pada tanggal tersebut merupakan hari kelahiran nabi. Namun oleh masyarakat Gorontalo tanggal 12 Rabi’ul Awwal ini merupakan awal atau tanda dimulainya pelaksanaan maulid nabi di masjid-masjid, biasanya pada tanggal ini selalu dilaksanakan oleh masjid-masjid besar yang ada di pusat Kabupaten/Kota sebagai masjid daerah atau masjid yang ada di pusat kecamatan sebagai masjid kecamatan, yang kemudian di hari-hari berikutnya dilaksanakan oleh semua masjid-masjid yang sudah menentukan hari pelaksanaannya. Sedangkan segala bentuk biaya yang terjadi saat pelaksanaannya semua dibebankan kepada masyarakat, tanpa menggunakan dana pembangunan masjid.
*Walimah/Toyopo, diartikan sebagai perjamuan atau hidangan yang dihidangkan kepada para tamu atau undangan (pezikir dan pejabat). Namun masyarakat lebih sering menyebutnya Tolangga yang dikreasikan oleh masyarakat dengan bentuk yang unik dan hiasan yang meriah. Di dalamnya berisi makanan berupa nasi kuning, pisang, dodol, telur, ayam goreng, kue cucur dan kue basah lainnya khas Gorontalo. Kemudian Walima/Toyopo tersebut di berikan kepada warga yang ikut berdzikir/modikili serta janda janda tua di sekitaran masjid yang di adakannya perayaaan maulid nabi Muhammad SAW.











0 comments:

Post a Comment